Sabtu, 26 Desember 2009

Kenduren Bocah dalam rangka selamatan desa giripurno

Serangkaian dengan acara kirap seni dan grebek suro di desa giripurno, Perankat desa giripurno menadakan acara kenduren bocah yang dilaksanakan di Balai Desa Giripurno yang di ikuti oleh anak – anak, pelajar SD,SMP sedesa giripurno.


Kenduren Bocah juga di hadiri seluruh perangkat desa giripurno beserta staf dan kepala dusun


Sambutan dari kepala desa giripurno yaitu Bpk.Sudarmaji



Berbagai macam acara dan sambutan telah selesai ,kemudian acara kenduren bocah di lanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bpk Masyhuri selaku Kepsek Mi Thoriqul huda. dan kemudian dilanjut dengan pembagian tumpeng/berkat kepada anak - anak dan semua warga yang hadir dalam acara kenduren. dan yang terakhir adalah salam - salaman bersama perangkat desa sebagai simbol ucapan terimakasih.





Kamis, 17 Desember 2009

PERINGATAN TAHUN BARU HIJRIYAH 1431 (1 MUHARRAM) DESA GIRIPURNO DIPERINGATI DENGAN ARAK-ARAKAN KELILING DESA GIRIPURNO

Telecenter 17 Desember 2009, tahun baru hijriyah adalah acara tahunan masyarakat islam atau yang sering disebut dengan Muharram atau syuroan. Bulan syuro adalah bulan keramat yaitu bulan yang penuh dengan kemistikan, dan di bulan syuro biasanya banyak orang-orang yang mencari ilmu dengan cara bertapa di gunung atau di tempat-tempat sepi. Lain halnya dengan di desa Giripurno kec. Bumiaji kota Batu, memperingati tahun baru hijriyah atau 1 Muharram dengan cara mengadakan arak-arakan atau iring-iringan kesenian drum band dll.

Grup drum band didatangkan dari Madrasah Ibtidaiyah Thoriqul Huda, kemudian pawai tulisan dan kata-kata bijak, yaitu dari Taman Baca Al-Qur’an Nurul Huda, TK Thoriqul Huda dan
wali murid para peserta. Acara ini bertujuan untuk memperingati tahun baru hijriyah dan meningkatkan ukhuwah islamiyyah di Indonesia dan khususnya di desa Giripurno kota Batu.

Rute perjalanan arak-arakan dimulai dari sebelah barat MI Thoriqul Huda Giripurno dan melewati depan telecenter kartini mandiri, kemudian sebelum pemberangkatan arak-arakan ada prosesi pengguntingan pita oleh ketua Tanfidzdiyah desa Giripurno yaitu Bpk. K.H. Zainal Abidin, antusias para peserta sangat besar dan sangat bersemangat mengikuti acara tersebut. “Dengan diselenggarakan acara ini, semoga iman dan ketakwaan para masyarakat dan khususnya para pelajar di desa Giripurno meningkat”, kata panitia. Acara ini akan diselenggarakan secara rutin per-tahun dan supaya masyarakat tidak lupa akan kebudayaan islam. Abdy/TC/17/12/09.


Senin, 07 Desember 2009

Kesiapan FFI di Batu Capai 90 Persen


Persiapan penyelenggaraan Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2009 yang dipusatkan digelar di Kota Batu, Jawa Timur, telah mencapai 90 persen.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud) Kota Batu, Syamsul Huda, Jumat mengatakan, persiapan sudah 90 persen dan hanya tinggal menunggu sejumlah tamu yang belum datang ke lokasi yang dipusatkan di Lapangan Desa Sumberrejo dan Museum Satwa.

"Untuk kepanitiaan sudah selesai semua, dan Kota Wisata Batu siap menyelenggarakan acara FFI ini," katanya.

Ia menjelaskan, dalam rangkaian FFI yang digelar pada tanggal 5-6 Desember itu, terdapat delapan event yang akan digelar oleh Pemkot Batu sebagai panitia lokal penyelenggaraan FFI.

"Delapan even ini, akan digelar secara merata di tiga kecamatan yang ada di Kota Batu," katanya.

Sementara kesiapan yang mencapai 90 persen itu meliputi gelar budaya dan pemutaran film hingga puncaknya adalah malam pengumuman nominasi pemenang FFI.

"Seluruh acara sudah kami koordinasikan dengan pihak panitia di Jakarta dan salah satu stasiun televisi swasta. Prinsipnya tidak ada masalah dan tinggal menunggu hari pelaksanaan saja," katanya.

Untuk lokasi gelar budaya dan pemutaran film, akan dilaksanakan di tiga tempat berbeda pada saat yang bersamaan, yakni di lapangan Sumberejo Kecamatan Batu, Proliman Kecamatan Junrejo dan lapangan desa Punten Bumiaji.

Sementara workshop festival band dan film indie, akan dilaksanakan di Hotel Kusuma Agro, sedangkan pagelaran musik dahsyat dan kirab artis hingga malam nominasi FFI akan dipusatkan seluruhnya di Museum Satwa.

"Nantinya, selama dua hari masyarakat Kota Batu akan disemarakkan oleh berbagai kegiatan, dan kami ingin setelah acara ada dampak positif sebagai tujuan jangka panjang, yakni Kota Batu semakin dikenal oleh masyarakat luas sebagai kota wisatawan," ujarnya.

Sementara itu topik utama yang diusung dalam FFI ini adalah "Beda tinggi satukan hati".

Tercatat sekitar 118 film disertakan dalam FFI, terdiri atas 40 film bioskop, 38 film dokumenter serta 40 film pendek. Untuk artis pendukung yang akan hadir, diperkirakan lebih dari 100 artis serta kru dan panitia FFI dari Jakarta.

Minggu, 06 Desember 2009

Pengepul Sayur di desa giripurno Batu

Giripurno terkenal dengan petani sayur, beraneka jenis sayur yang dihasilkan petani Giripurno. Petani tak repot untuk menjual hasil panennya, karena hasil panen mereka langsung dijual pada pengepul yang ada di Giripurno. Jadi para petani tak repot jauh-jauh menjual hasil panennya ke pasar sayur. Lokasi pengepul sayur tepatnya ada di Jl. Teratai Dusun Krajan Desa Giripurno Kota Batu . Ditempat ini pengepul juga melakukan pengepakan dan setelah itu pengepul langsung mengirim ke agen-agen supermarket.

Tak Peduli Lingkungan, FFI 2009 Dikritik Toko Masyarakat Kota Batu

Pagelaran Festival Film Indonesia (FFI) 2009 yang dilaksanakan di Kota Batu, Jawa Timur (Jatim) mendapat kritikan dari tokoh masyarakat setempat. Salah satunya Syaifuddin, Minggu (6/12), mengatakan, kegiatan FFI itu tidak peduli lingkungan sama sekali.

Sejumlah panitia yang sengaja mendatangkan pawang hujan itu berdampak pada kurangnya air hujan sehingga bisa berakibat kerusakan lahan pertanian di kawasan itu.

“FFI tidak mengikutkan suatu acara yang peduli terhadap lingkungan, malah didatangkan pawang hujan, sehingga hal itu sangat tidak masuk akal,” katanya.

Tokoh yang akrab dipanggil dengan sebutan Gus Udin itu menganggap Kota Batu belum siap menjadi objek wisata besar-besaran.

“Belum waktunya Kota Batu menjadi objek wisata secara besar-besaran, sebab faktor lingkungan belum disentuh secara maksimal,” ujarnya.

Gus Udin menganggap, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu hanya mementingkan paket wisata dengan menggelar FFI yang menelan biaya sangat besar dari APBD. Padahal, dana itu lebih baik digunakan memperhatikan dan melindungi lingkungan Kota Batu.

“Kegiatan FFI yang juga ditampilkan di masing-masing kecamatan itu tidak satu pun menampilkan kepedulian terhadap lingkungan,” kata tokoh yang peduli lingkungan itu.

Menanggapai hal itu, Ketua Panitia FFI, Samsul Huda mengatakan, acara FFI diselenggarakan di Kota Batu memang bertujuan untuk mendongkrak wisata Kota Batu ke depan. Terkait dengan masalah lingkungan, dirinya menganggap secara keseluruhan memang ada, sebab kegiatan ini juga sekaligus melibatkan Pemkot Batu.

“Acara ini memang bertujuan membawa Kota Batu ke tingkat nasional dalam segi pariwisata, dan kami melibatkan pemkot sepenuhnya,” katanya.